Tengkorak-tengkorak kristal (crystal skulls)
merupakan bongkahan batu-batu kristal
berbentuk tengkorak kepala manusia dan
ditemukan dari hasil penggalian arkeologis
di Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan di
sekitar Mexico .
Apa yang membuat tengkorak kristal ini menjadi salah satu objek
penelitian arkeologis paling terkenal adalah
isu-isu mengenai kekuatan mistis yang
melingkupinya. Sebagian orang percaya
bahwa tengkorak-tengkorak kristal dibuat
pada masa sekitar 5000 hingga 36.000 tahun yang lalu , sebagian lagi percaya
bahwa tengkorak kristal merupakan
peninggalan masyarakat dari benua yang
hilang-Atlantis, dan ada juga yang percaya
bahwa tengkorak-tengkorak kristal
mengandung sejenis kekuatan gaib yang dapat menyembuhkan berbagai jenis
penyakit dan memperpanjang usia
seseoran.
Sebuah legenda asli amerika
yang menyebutkan adanya 13 tengkorak
manusia yang terbuat dari kristal yang
dapat berbicara dan bernyanyi. Menurut legenda tersebut, tengkorak kristal tersebut
mengandung jawaban atas sejumlah misteri
dunia dan kehidupan. Legenda itu juga
mengatakan bahwa suatu hari nanti, ketika
umat manusia mengalami krisis besar, maka
13 tengkorak tersebut akan ditemukan kembali dan dikumpulkan untuk sekali lagi
memberikan pengetahuan dan informasi
vital kepada umat manusia.
Tengkorak kristal pertama kali ditemukan di
reruntuhan kota Maya dan terkubur jauh
didalam hutan lebat. Pada tahun 1924,
penjelajah Inggris, Frederick Mitchell-
Hedges dan rekan-rekannya sedang
berpetualang, berusaha untuk menemukan sisa-sisa kota legenda Atlantis di Belize,
Amerika tengah. Suatu hari, ketika mereka
sedang berjalan melintasi hutan lebat,
mereka menemukan sebuah gundukan
bebatuan yang tertutup rumput lebat dan
semak-semak. Selebihnya adalah sejarah.
Kelompok itu menemukan kota Lubaantun
yang telah lama hilang, yang dalam bahasa
Maya berarti kota batu yang berjatuhan.
Sepanjang penggalian di situs tersebut,
anak angkat Mitchell-Hedges yang
bernama Anna mengatakan bahwa ia telah menemukan sebuah tengkorak yang
terbuat dari kristal terkubur dibawah altar di
salah satu reruntuhan kuil yang berbentuk
piramida. Diceritakan, ketika tengkorak
tersebut ditemukan, para pekerja bangsa
Maya segera dipenuhi dengan lompatan sukacita.
Mereka segera menaruh
tengkorak tersebut di atas altar, melakukan
upacara dan menari mengelilinginya.
Sepertinya, sebuah kekuatan kuno dan
gaib telah kembali kedalam kehidupan
orang-orang tersebut.
Tengkorak tersebut sepenuhnya terbuat dari kristal transparan.
Ukurannya persis seperti ukuran tengkorak
manusia dan sangat akurat secara anatomi
yang ditunjukkan dengan tulang rahang
yang terpisah. Anna Mitchell Hedges yang menemukan
tengkorak tersebut meninggal pada tahun
2007 pada usia 100 tahun.
Ia telah
menyimpan tengkorak tersebut seumur
hidupnya. Anna percaya bahwa tengkorak
tersebut telah memberikan kepadanya kekuatan dan kesehatan hingga ia berumur
100 tahun. Beberapa orang yang pernah
menghabiskan waktu bersama tengkorak
itu juga mengaku mengalami beberapa
pengalaman aneh, seperti terdengarnya
suara lembut, seperti sebuah senandung keluar dari tengkorak tersebut. Dan
terkadang mereka bisa melihat kilasan-
kilasan gambar masa lalu dan masa depan
tercermin dari tengkorak tersebut.
Yang
mengejutkan, Tengkorak kristal Anna
Mitchell Hedges, bukanlah satu-satunya tengkorak kristal yang ditemukan. Sejak
penemuan itu, beberapa tengkorak yang
lain telah ditemukan – seperti yang
diramalkan oleh legenda kuno. Saat ini
paling tidak ada enam tengkorak lain yang
disimpan di museum-museum ternama dunia. Semua tengkorak tersebut sampai
sekarang masih belum diketahui asal-
usulnya.
Kebanyakan pemiliknya percaya
bahwa tengkorak tersebut berasal dari
Amerika tengah, apakah itu dari bangsa
Maya, Aztec atau bahkan suku dari masa sebelum bangsa Maya yaitu suku Atlantis
yang misterius. Berdasarkan persfektif ilmiah, penelitian
terhadap tengkorak ini telah dilakukan. Dr
Jane Walsh adalah seorang spesialis
MesoAmerican yang terkemuka di dunia
yang bekerja untuk Smithsonian Institute.
Dan saat ini, ia adalah pemilik dari salah satu tengkorak kristal.
Dr Walsh seperti
sebagian besar arkeolog yang lain percaya
bahwa tengkorak kristal tersebut adalah
sebuah tipuan yang cerdas, dan bukan
peninggalan bangsa kuno. Ia berteori
bahwa tengkorak tersebut kemungkinan dibuat pada abad ke-19 untuk memuaskan
permintaan akan barang antik kuno.
Namun Dr Walsh sendiri tidak memiliki bukti
untuk mendukung teorinya. Dr Walsh
berusaha mengadakan penelitian lebih
lanjut terhadap tengkorak tersebut untuk mengetahui asal-usulnya. Salah satu
kendala yang dihadapinya adalah kristal
tidak memiliki karbon, karena itu mustahil
melacak usia tengkorak tersebut dengan
metode karbon.
Salah satu cara yang
tersisa adalah melihat dengan teliti permukaan kristal dan berusaha untuk
menemukan jejak peralatan yang
digunakan untuk membuat kristal tersebut.
Apabila ditemukan jejak peralatan tangan,
maka kemungkinan tengkorak tersebut
memang berasal dari peradaban kuno. Dan apabila ditemukan jejak peralatan
mekanik, maka kemungkinan usia
tengkorak tersebut lebih modern, yang
berarti bisa berasal dari zaman Columbus
hingga abad ke-20.
Sebelumnya, pada tahun 1970-an Anna
Mitchell Hedges juga menyerahkan
tengkorak tersebut kepada tim dari Hewlett
Packard untuk diteliti. Hewlett Packard
sebagai ahli dalam bidang komputer dan
peralatan elektronik tentu juga ahli dalam bidang kristal. Namun, apa yang ditemukan
oleh tim dari Hewlett Packard sangat
mengejutkan.
Mereka menemukan bahwa
bahan dasar kristal tengkorak tersebut
adalah sama seperti yang digunakan di
industri elektronik saat ini, bahan tersebut bernama piezo electric silicon dioxide, yang
banyak dipakai karena kemampuannya
menyimpan data. Mikroprosesor modern
dibuat dari bahan ini.
Dengan
menggunakan metode polarisasi cahaya,
satu lagi penemuan yang mengejutkan terungkap. Tempurung atas kepala tersebut
ternyata pernah menempel pada struktur
bebatuan kristal yang keras. Mereka
sungguh terkejut dengan penemuan ini.
Karena bahan dasar tengkorak ini adalah
batu terkeras nomor dua di dunia setelah permata.
Belum ada peralatan yang
mampu untuk memecah kristal tersebut.
Apabila mesin mekanik yang dipaksa
digunakan untuk memahat tengkorak itu,
maka kristal tersebut pasti akan hancur
menjadi pecahan-pecahan kecil. Akhirnya tim Hewlett Packard menyimpulkan bahwa
tengkorak tersebut dibuat menggunakan
tangan .
Namun kesimpulan ini membawa kepada
kesimpulan lain yang lebih mengejutkan
lagi. Menurut perhitungan para ilmuwan,
apabila tengkorak itu dibuat dengan
tangan, maka dibutuhkan waktu selama
ratusan tahun untuk menyelesaikan satu tengkorak mengingat struktur kristal yang
luar biasa keras. Hewlett Packard
memperkirakan waktu yang dibutuhkan
adalah 300 tahun.
Para ilmuwan kemudian
menaruh tengkorak tersebut dibawah
mikroskop, berusaha untuk mencari tahu alat yang digunakan untuk membuatnya.
Dan mereka tidak dapat menemukan
satupun jejak peralatan baik kuno maupun
modern. Mengenai ini, seorang ilmuwan
berkomentar “Tengkorak ini harusnya tidak
pernah ada”.
Penelitian ilmiah tidak berhenti disitu. Pada tahun 1996, British Museum
bekerja sama dengan Dr Walsh dan
Smithsonian meneliti semua tengkorak
kristal yang ada dengan membawanya ke
British Museum Research Laboratory.
Enam tengkorak mulai diperiksa pada bulan April 1996, dan untuk alasan yang tidak
diketahui, British Museum tidak pernah mau
mempublikasikan hasilnya. Berbeda halnya dari pandangan persfektif
suku asli yang masih mempercayai mitos
peradabannya, bahwa bagi ilmuwan,
tengkorak tersebut mungkin adalah sebuah
misteri yang belum terpecahkan. Namun
bagi suku-suku asli di Amerika, tengkorak itu bukanlah misteri.
Dari hasil wawancara
dengan para tua-tua suku asli di Amerika,
terungkap sebuah kebijaksanaan kuno.
Menurut mereka, Tengkorak tersebut tidak
akan dapat dimengerti dengan
menempatkannya dibawah mikroskop.
Tengkorak tersebut dimaksudkan untuk
membawa tantangan fundamental kepada
pikiran kita yang rasional dan cara kita
memandang dunia ini. Bagi para shaman
atau dukun dari suku-suku di Amerika
tengah, tengkorak tersebut adalah sebuah medium atau pintu kepada dimensi roh
yang lain.
Banyak dari antara mereka
berkata bahwa tengkorak tersebut
membuka pintu kepada dunia paralel yang
ada, dimensi lain dari dunia ini.
Mereka juga
percaya bahwa roh manusia dapat berjalan dan masuk ke dunia itu lewat tengkorak
kristal. Selain itu, tengkorak tersebut juga
dapat digunakan untuk menuntun kita
kepada level yang lebih tinggi dari
kesadaran kita, sesuatu yang sudah lama
kita lupakan.
Seorang sesepuh bangsa Maya bernama Hunbatz Men pernah
berkata bahwa tengkorak kristal pernah
digunakan di upacara keagamaan di
seluruh dunia. Ia percaya bahwa ada
tengkorak kristal di situs-situs keagamaan di
seluruh dunia, termasuk Stonehenge di Inggris.
Menurut Hunbatz Men, sudah
saatnya ke-13 tengkorak bersatu kembali
untuk menyelamatkan umat manusia. Apapun itu, yang namanya misteri akan
tetap menjadi misteri jika belum ditemukan
jawaban yang pasti atas keberadaan dari
misteri tersebut. Hanya DIA lah yang Maha
Mengetahui atas semua misteri yang terjadi
di alam yang diciptakan-NYA tersebut.
0 comments:
Posting Komentar