Bahasa Ibu seseorang adalah sebuah prilaku yang melekat pada diri orang tersebut. Sehingga, apapun yang dikatakan merupakan pengadilan bagi dirinya sendiri. Oleh karenanya ada pribahasa; Mulutmu Harimaumu.
Intinya, jika kita bersembahyang dengan bahasa Ibu, hal ini akan mempunyai dampak yang lebih positif, ketimbang kita berdoa dengan bahasa hafalan yang kita tidak mengerti maknanya. Karena dari apa yang kita ucapkan, kita lebih mengerti akan tanggung jawab yang kita emban, yang mana semuanya tercermin dalam rangkaian kosa kata kita dalam berdoa.
Kita semua tahu, makna sembahyang itu tidak hanya memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa, tetapi juga bertanggung jawab atas apa yang kita mohonkan.
Bagi orang yang punya niat jahat, memang lebih enak sembahyang dengan bahasa yang ia sendiri tidak mengerti, karena (secara psikologis) hal itu tidak menimbulkan rasa tanggung jawab pada dirinya, yang ada hanyalah harapannya saja yang ia mohonkan.
Dengan demikian, bagi orang yang punya niat jahat, sembahyang dengan doa-doa yang ia sendiri tidak mengerti maknanya, akan melindungi dirinya dari rasa berdosa.
Sebagai seorang yang Berbudi Luhur, hendaknya kita dapat bersyukur, sekaligus mempertanggungjawabkan doa yang kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
0 comments:
Posting Komentar