Kesaktian Pancasila setelah peristiwa G30S
Keberanian Indonesia dalam mengkampanyekan Pancasila terus disampaikan oleh Presiden Sukarno di muka SMU (Sidang Majelis Umum) PBB ke-15 pada 30 September 1960 yang berjudul "To Build the World Anew". Dalam pidato legendaris itu, Bung Karno menyangkal pendapat seorang filsuf Inggris, Bertrand Russel yang membagi dunia ke dalam dua poros ideologi: liberalisme vs komunisme.
Selanjutnya Bung Karno katakan, Indonesia tidak dipimpin oleh kedua paham itu, tidak mengikuti konsep liberal ataupun komunis. ”Dari pengalaman kami sendiri dan dari sejarah kami sendiri, tumbuhlah sesuatu yang lain, sesuatu yang jauh lebih sesuai, sesuatu yang jauh lebih cocok.” Lantas ia simpulkan, ”Sesuatu itu kami namakan Pancasila.”
Satu persatu Bung Karno menguraikan sila Pancasila dengan kepercayaan diri yang tinggi. Tampak di sana, betapapun rumusan Pancasila itu digali dari bumi Indonesia, kandungan nilainya bisa diterima secara universal. Bahkan lebih jauh lagi, Bung Karno menyarankan agar Pancasila diadopsi ke dalam Deklarasi PBB untuk menguatkan organisasi PBB dan menghindari konflik ideologi yang menyita energi.
Pada SMU PBB ke-24 1 Oktober 1969, Menlu Adam Malik berpidato bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila dan kembali menegaskan keunggulan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan ideologi alternatif dunia. Indonesian Space Research
Keberanian Indonesia dalam mengkampanyekan Pancasila terus disampaikan oleh Presiden Sukarno di muka SMU (Sidang Majelis Umum) PBB ke-15 pada 30 September 1960 yang berjudul "To Build the World Anew". Dalam pidato legendaris itu, Bung Karno menyangkal pendapat seorang filsuf Inggris, Bertrand Russel yang membagi dunia ke dalam dua poros ideologi: liberalisme vs komunisme.
Selanjutnya Bung Karno katakan, Indonesia tidak dipimpin oleh kedua paham itu, tidak mengikuti konsep liberal ataupun komunis. ”Dari pengalaman kami sendiri dan dari sejarah kami sendiri, tumbuhlah sesuatu yang lain, sesuatu yang jauh lebih sesuai, sesuatu yang jauh lebih cocok.” Lantas ia simpulkan, ”Sesuatu itu kami namakan Pancasila.”
Satu persatu Bung Karno menguraikan sila Pancasila dengan kepercayaan diri yang tinggi. Tampak di sana, betapapun rumusan Pancasila itu digali dari bumi Indonesia, kandungan nilainya bisa diterima secara universal. Bahkan lebih jauh lagi, Bung Karno menyarankan agar Pancasila diadopsi ke dalam Deklarasi PBB untuk menguatkan organisasi PBB dan menghindari konflik ideologi yang menyita energi.
Pada SMU PBB ke-24 1 Oktober 1969, Menlu Adam Malik berpidato bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila dan kembali menegaskan keunggulan Pancasila sebagai ideologi bangsa dan ideologi alternatif dunia. Indonesian Space Research
0 comments:
Posting Komentar