Manusia pertama yang melampaui kecepatan suara, tanpa mesin |
Dari ketinggian 128.176 kaki atau 39.068 meter, di langit Roswell, New Mexico, Bumi terlihat membiru. Dari situlah adegan yang memompa adrenalin hingga ubun-ubun terjadi.
Seorang pria berdiri di pinggiran kapsul Zenith yang membawanya ke lapisan statosfer. "Aku berharap Anda melihat apa yang saya lihat... terkadang kita harus benar-benar berada di tempat yang sangat tinggi untuk menyadari betapa kecilnya kita," kata dia saat itu.
Kemudian ia mengatakan, "Aku akan terjun." Sedetik kemudian, ia melompat, menghunjam deras ke arah Bumi.
Selama 4 menit 20 detik ia terjun bebas dengan kecepatan 1.342,8 kilometer per jam. Felix Baumgartner, nama pria itu, menjadi manusia pertama yang melampaui kecepatan suara dengan kekuatannya sendiri, tanpa mesin dan hanya dibantu gravitasi.
Keberhasilan lelaki pemberani asal Austria itu adalah gabungan dari perencanaan tim yang akurat, teknologi, dan terutama nyali. Para ahli sempat mempertimbangkan untuk membatalkan misi itu saat ada uap terdeteksi di helm astronot sang penerjun. Namun, Baumgartner bersikukuh, ia tetap melompat meski dalam kondisi nyaris tak bisa melihat.
Soal helm terbukti bukan masalah utama. Krisis justru terjadi di detik-detik awal pasca lompatan. Baumgartner terrguling lepas kendali di udara tipis lapisan stratosfer, yang bisa saja berakibat fatal.
Untunglah, saat atmosfer menebal, Baumgartner berhasil menstabilkan diri dan meluncur dengan mulus, sebelum membuka parasutnya di ketinggian satu mil di atas tanah. Ia akhirnya mendarat dengan mulus, dengan kaki yang sedikit tertekuk di gurun New Mexico.
"Ini lebih sulit dari yang saya bayangkan," kata Baumgartner setelah mendarat. "Percayalah, saat berdiri di atas sana, di puncak dunia, Anda akan menyadari betapa kecilnya manusia. Saat itu bukan lagi soal memecahkan rekor, bukan tentang mengumpulkan data ilmiah. Tapi perasaan ingin pulang."
Setelah menciptakan rekor dunia Baumgartner masih punya ambisi yang berkaitan dengan langit. Tak ada kaitan dengan rekor apapun. Ia hanya ingin hidup bersama kekasihnya, membagi waktu antara AS dan Austria, menerbangkan helikopter, melakukan penyelamatan di gunung, dan memadamkan kebakaran dari udara.
"Setelah itu aku akan pensiun," kata Baumgartner. "Aku telah melakukan hal-hal berbahaya selama 25 tahun dan, beruntung, aku masih hidup." Sumber.
0 comments:
Posting Komentar