Kenikmatan yang melimpah ruah. Kesenangan yang membuat semua terperangah. Itulah kehidupan surgawi yang tak tertandingi oleh kemewahan duniawi. Adam, nenek moyang manusia, dan Hawa , ibunda segala bangsa di dunia, apa saja yang menjadi keinginan keduanya Allah kabulkan untuk dinikmati, kenikmatan tak terperikan, tak terjangkau oleh ingatan. Tetapi ada satu syarat : " Jangan kalian dekati Pohon Khuldi, apalagi mencoba mencicipi buahnya terlebih memakannya". Itu pantangannya.
" Dan Kami berfirman, " Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik yang mana saja kalian sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang Zalim" ( QS Al-Baqarah : 35 )
Syetan yang selau iri dan dengki dan selalu menyombongkan diri tak kekurangan tipu daya. Dengan segala daya dan upaya , setan berusaha menggoda Adam dan Hawa yang mendapatkan perlakuan istimewa dari Tuhannya. Rasa benci yang menggelora mendorongnya untuk membujuk rayu Adam dan Hawa.
Harapannya : keduanya mau makan buah khuldi, lupa pada janji Ilahi Rabbi. Trik-trik di uji coba, intrik-intrik di terapkan, rayuan dan bujukan dilontarkan, janji palsu ditawarkan. Argumentasi di ajukan:
" Tuhan kamu tidak melarangmu berdua mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang - orang yang kekal di surga" , syetan bersumpah : " Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua" ( QS. Al-A'raf : 20-21 )
Ketika Allah SWT melarang kepada Adam dan Hawa untuk mendekati Pohon Khuldi, Allah SWT tidak menjelaskan secara rinci, hal ini selaras dengan larangan Allah kepada kita semua untuk mendekati zina. Allah Hanya mengatakan bahwa zina itu perbuatan keji dan buruk. Ketika Allah melarang Adam mendekati buah khuldi, Allah hanya mengatakan bahwa itu adalah kategori kedzaliman.
Di dalam kajian Ushul Fiqih, larangan itu mengandung hukum haram. Kita dilaarang mendekati perbuatan buruk dan keji, karena sebenarnya berawal dari mendekati, seseorang akan terpengaruh untuk menyukai, kemudian terlena, terpedaya dan pada akhirnya terjerumus kedalam larangan yang sebenarnya. Ketika Allah melarang zina, Allah juga melarang berkhalwat antara laki-laki dan perempuan dengan segala tambahan aktivitas lainnya seperti berciuman, berpegangan tangan dan lain-lainnya. Tak bisa di pungkiri, syetan sangat lihai memilih waktu, tempat dan situasi yang tepat untuk menggoda manusia.
Pada dasarnya , Allah tidak menetapkan segala sesuatu tanpa hikmah. Jika Allah melarang mendekati pohon khuldi maka ada bebrapa hikmah yang bisa kita ambil:
1. Menguji Ketundukan manusia
Tunduk berarti kita berserah diri kepadaNya. Kita laksanakan semua yang menjadi titah dan perintahNya. Kita gapai apa yang menjadi sebab RidhaNya. Kita jauhi apa yang dilarang dan mengundang murkaNya.
Ketundukan manusia itu ada dua :Ketundukan yang benilai Ta'abbudy ( Ketundukan sepenuhnya) dan ketundukan yang bersifat Ta'aqquly ( Ketundukan berdasarkan hasil analisis). Kedua macam ketundukan itu menunjukkan kepada kita bahwa Islam memberi peluang untuk meningkatkan dimensi intelektual, dimensi spiritual dan dimensi moral spiritual. Islam memberi ruang untuk meningkatkan daya pikir, dzikir dan tanggung jawab mengemban amanah memakmurkan dunia.
" Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, apabila dipanggil oleh Allah dan RaasulNya agar Rasul mengadili diantara mereka ialah mereka mengucapkan : ' Kami mendengar dan kamipatuh'. Mereka itulah orang-orang yang beruntung." ( QS. An-Nuur : 51-52)
2. Membngun Kesdaran Bahwa Selain Allah Tidak Ada Yang Absolut
Tidak ada kenikmatan absolut tanpa batas dan tanpa larangan. Tidak Ada kebebasan tanpa batas. Tidak ada kekuasaan membabi buta tanpa batas selain kekuasaan Allah saja. Segala sesuatu punya batasan tertentu. Tidak boleh melampaui batas, bersikap berlebihan dan lupa daratan. Sebab ketika kebebasan di lakukan tanpa batas, maka yang terjadi adalah kesombongan, keangkuhan dan bahkan kedzaliman pada diri sendiri dan orang lain. Batasan - batasan itu dibuat dalam rangka mengendalikan nafsu serakah manusia. Dan hanya dengan di tenangkannya nafsu, maka yang timbul kemudian adalah kenikmatan ruhani, ketenangan jiwa dan kelezatan iman.
3. Membiasakan Menahan Diri
Dengan adanya larangan, kita dilatih untuk menahan diri dari pencapaian kenikmatan sesaat yang hanya terkait dengan fisik. Kenikmatan yang seharusnya dicapai adalah kenikmatan batin yang tidak bisa diukur dengan apapun, baik dengan materi, kekuasaan,jabatan maupun popularitas. Kenikamatan batin hanya bisa diraih dengan misalnya, membantu orang lain, melaksanakn tugas dengan baik, mencapai sesuatu yang di inginkan dan apalagi dengan melaksanakan hal - hal yang ada hubungannya dengan kegiatan sosial maupun keagamaan. Membantu kegiatan syi'ar Islam, pengentasan kemiskinan, baik miskin struktural, finansial, intelektual apalagi spiritual.
4. Menguji Ketahanan Mental Dalam Menghadapi Godaan
Godaan dan Rayuan syetan datang setiap saat untuk menyesatkan kita. Ketahanan mental sangat diperlukan disini. Jika pertahanan kita Rapuh, maka kita akan mudah diseret dan diperdaya oleh kemauan syetan. Dan tidak ada cara memperkokohnya selain dengan memperbanyak ibadah, taqarrub kepad Allah SWT dan memperbanyak amal sholeh.
5. Jangan Tergantung Pada Akal semata
Syetan berhasil menggoda Adam dan Hawa dengan menggunakan pendekatan empiris logis. Ketika Adam dan Hawa bersandar semata kepada kekuatan akal, maka Keduanya sangat mudah digelincirkan oleh iblis. Oleh sebab itu jangan terlalu mendewa- dewakan akal dalam memahami segala sesuatu. Kehebatan akal tanpa dilandasi ketinggian spiritual akan menyebabkan kesesatan dan keterjerumusan. Banyak orang pinter tapi keblinger. Kekuatan akal kita gunakan untuk memajukan kehidupan dengan scien dan teknologi tetapi harus tetap mempedomani wahyu Allah, agar apa yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dan Teknologi bisa melahirkan kesejahteraan dan menyelamatkan. Sumber.
0 comments:
Posting Komentar