Candi Mleri terletak di Desa Bagelenan, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar yang secara astronomis berada di antara 08⁰ 03 374' LS dan 112⁰ 05 099' BT. Candi ini diyakini oleh masyarakat sekitar sebagai candi yang tertua yang ada di Kabupaten Blitar. Menurut informasi dari Suswandi – yang mengaku sebagai cucu buyut dari Kyai Tafsir Anom – kata candi berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti makam. Karena memang di kompleks tersebut yang tampak seperti makam kuno, sehingga lebih dikenal sebagai kekunaan Mleri.
Di kekunaan Mleri ini diyakini sebagai makam raja Singasari III, yang bergelar Sri Wisnu Wardhana. Nama aslinya adalah Ranggawuni, yang merupakan putra Anusapati atau cucu Tunggul Ametung dengan Ken Dedes. Makam ini diperkirakan sudah ada sejak tahun 1222 M. Hal ini didasarkan kepada prasasti yang berhuruf Pallawa yang ada di kompleks makam tersebut dengan lambang kalamakara (wujud raksasa). Menurut Kitab Negarakertagama Wisnuwardhana di dharmakan dengan wujud arca Siwa di Waleri (Mleri) dan dalam bentuk arca Sugata (Budha) di Jajaghu (Candi Jago).
Lebih lanjut, Suswandi mengatakan bahwa prasasti yang ada di kompleks kekunaan Mleri ini pernah diteliti oleh peneliti dari Jepang. Peneliti tersebut membersihkan prasasti tersebut lalu memotretnya untuk dianalisa di Jepang namun sampai sekarang tidak diketahui kelanjutannya.
Berbeda dengan suasana candi yang ada di Indonesia, kompleks kekunaan Mleri ini masih tampak “hidup” dengan hadirnya peziarah yang secara regular ingin “ngalap berkah”. Maka bila memasuki kompleks kekunaan Mleri ini, Anda pasti akan mencium bau wewangian dari semerbak bunga-bunga ditaburkan para peziarah (kembang setaman) serta sisa abu dari asap dupa kemenyan, kendati pengertian makam di sini merujuk kepada tempat pendarmaan abu Sang Raja. Sehingga terkesan seram dan angker (keramat).
0 comments:
Posting Komentar