Gambar kekuningan dimakan usia yang difotokopi dari majalah/koran tanpa nama bertanggal Oktober 1950 itu membuat saya terpaku di depan papan mading salah satu ruang pamer Museum Brawijaya, Malang. Di bawah gambar wanita berparas manis, putih, masih muda diberi keterangan “Willy anggota Laswi yang dilatih perwira PETA berjuang di …… Bandung Selatan.” Sebuah judul dalam huruf kapital tebal WILLY ANGGOTA LASWI PEMENGGAL KEPALA NICA tercantum di bawahnya. Tak ada tambahan keterangan lainnya yang bisa membantu saya untuk mengenal lebih jauh Willy siapakah gerangan wanita ini? Dengan apa dan berapa kepala NICA (Netherlands-Indies Civil Administration) yang dipenggalnya?
Sayang bahwa dokumentasi peristiwa bersejarah yang penting untuk generasi selanjutnya tidak dilengkapi dengan data yang detail. Seperti kesan yang disampaikan oleh LetJend Ahmad Yani yang terpampang di pintu masuk ruang pamer Museum Brawijaya bahwa :Kekurangan yang terdapat dalam revolusi phisik kita adalah dokumentasi yang faktueel untuk anak cucu kita dikemudian hari. Karena itu saya anjurkan mulai sekarang mumpung pelaku-pelakunya masih hidup untuk in beeld brengen (melukiskan) moment-moment yang bersejarah itu.
0 comments:
Posting Komentar