Benarkah para ilmuwan Nazi pernah membuat piring terbang?
Sudah sejak lama orang menduga bahwa piring terbang adalah kendaraan angkasa yang dibuat oleh mahluk cerdas dari luar bumi. Apalagi banyak yang melaporkan bahwa manuver yang sering dilakukan selalu tidak lazim. Manuver yang sangat tidak mungkin dilakukan oleh pesawat terbang buatan manusia yang paling canggih sekali pun. Tapi mungkin hanya sedikit orang yang beranggapan bahwa piring terbang sebenarnya buatan manusia Bumi sendiri. Bahkan pembuatannya sudah dimulai pada saat berkecamuk perang dunia kedua. Dimana pada saat itu orang belum bisa mengoperasikan pesawat terbang bermesin jet. Dan pembuat wahana angkasa yang disebut sebagai piring terbang itu adalah para ilmuwan dari pihak Nazi – Jerman.
Referensi yang pertama kali menginformasikan tentang piring terbang buatan Nazi ini adalah sebuah buku yang diterbitkan pada tahun 1960 dan ditulis oleh Michael X. Barton. Dalam bukunya tersebut Barton tidak menggunakan istilah piring terbang, tapi telur terbang. Kemudian dia melanjutkan materi tulisan yang sama dengan menulis sebuah buku yang diterbitkan pada tahun 1968 tentang sejarah piring terbang di Jerman. Seorang informan utamanya, Klaas Herman , mengungkapkan kepada Barton tentang beberapa senjata rahasia buatan Nazi, misalnya senjata gelombang suara, laser, awan panas buatan, bom robot, peluru penembuas baja, roket elektromagnetik, paralyzing ray, dan beberapa jenis senjata lainnya.
Di kabarkan bahwa telah dibuat dua unit prototype piring terbang yang dinamakan Haunebu di suatu tempat yang bernama Hauneburg, sebelah barat laut Jerman. Kedua unit Haunebu itu memiliki diameter selebar 25 meter, berkapasitas delapan awak, dan mampu terbang pada kecepatan 4.800 kilometer per jam pada ketinggian rendah. Setelah diberikan perangkat tambahan, piring terbang ini mampu melesat hingga kecepatan 17.000 kilometer per jam. Untuk menahan panas yang naik secara drastis pada kecepatan seperti itu digunakan baja khusus yang disebut Victalen (Frozen Smoke) pada badan Haunebu. Kedua prototype ini sudah menjalani 42 kali uji terbang pada tahun 1939.
Pada tahun 1942 dibuat piring terbang berikutnya yang dinamakan Haunebu-II. Ukurannya sedikit lebih besar dibanding kedua prototype yang pertama, memiliki diameter 26 meter, mengangkut 9 awak, mampu mencapai kecepatan supersonic dari 6.000 hingga 21.000 kilometer per jam dan mampu mengangkasa selama 55 jam non-stop. Prototipe ini dikembangkan lagi menjadi Haunebu-II Do-Stra dengan diameter 32 meter. Sepanjang tahun 1943 – 1944 Haunebu-II Do-Stra telah menjalankan 106 uji penerbangan. Unit ini dimodifikasi sebagai versi militer. Pada pengembangan selanjutnya dibuatlah Haunebu-III yang berukuran 71 meter, mengangkut 32 awak pesawat, mencapai kecepatan 7.000 – 40.000 kilometer per jam. Kabarnya Haunebu-III mampu terbang selama 7 hingga 8 bulan non-stop. Dan prototype terakhir yang pernah dibuat adalah Haunebu-IV dengan diameter 120 meter. Tapi kelanjutan cerita tentang Haunebu-IV ini tidak diketahui hingga kini.
Spesifikasi Haunebu
Haunebu I
Haunebu III
Haunebu IV
|
Lalu, apakah cerita tentang piring terbang buatan Nazi itu memang terbukti benar? Hanya ada tiga bukti disodorkan untuk membenarkan informasi yang masih kontroversial ini. Yaitu kesaksian dari seorang penerbang berkebangsaan Jerman, laporan dari gabungan sub-komite intelijen dari agen Inggris dan Amerika, serta laporan dari Federal Bureau of Investigation (FBI). Bahkan setelah 55 tahun kemudian, diketahui bahwa rumor tentang piring terbang yang disebut sebagai Magnet-Disk itu telah beredar di kalangan penerbang militer Jerman pada musim panas tahun 1944.
Penampakan Haunebu pada Perang Dunia II |
Dugaan tentang usaha Nazi – Jerman mengembangkan kendaraan piring terbang pada masa perang dunia kedua memang sudah lama beredar. Tapi tetap saja tidak ada orang yang bisa menunjukkan prototype-nya selain bukti berupa foto atau gambar. Diceritakan juga bahwa Rudolph Schriever adalah ilmuwan Jerman yang diklaim telah mengembangkan pembuatan piring terbang pada masa Nazi berkuasa.
Pada tahun 1956, Captain Edward J. Ruppelt, mengatakan sebagai berikut: "Ketika perang dunia kedua berakhir, Jerman memiliki beberapa jenis pesawat terbang dengan konsep radikal dan telah mengembangkan missil. Sebagian besar berada pada tahap awal pengembangan. Pesawat terbang-pesawat terbang itu telah dilaporkan oleh banyak saksi sebagai benda terbang aneh tak dikenal".
Seharusnya, dengan wahana terbang militer yang luar biasa seperti itu Jerman tidak akan kalah dalam perang dunia kedua. Tapi kenyataannya Jerman tetap kalah dalam perang besar itu. Ini lah yang jadi penyebab informasi tentang Haunebu itu sebagai cerita yang kontroversial.
Artikel lain :
0 comments:
Posting Komentar